Beranda | Artikel
Khutbah Jumat Singkat Tentang Iman Tanda Cinta Allah
Rabu, 7 Oktober 2020

Khutbah Jumat Singkat Tentang Iman Tanda Cinta Allah ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 14 Safar 1442 H / 2 Oktober 2020 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Singkat Tentang Iman Tanda Cinta Allah

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Sesungguhnya nikmat yang besar yang Allah berikan kepada seorang hamba adalah nikmat hidayah yang Allah berikan kepadanya. Karena sesungguhnya nikmat hidayah itulah yang akan kita bawa sampai ke kuburan. Sesungguhnya nikmat hidayah itulah yang akan bermanfaat nanti di hari akhirat kelak. Adapun nikmat materi, nikmat harta, itu tidak akan kita bawa kepada kuburan ataupun dalam kehidupan akhirat kelak. Dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وَإِنَّ اللَّهَ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ وَلَا يُعْطِي الْإِيمَانَ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ

“Sesungguhnya Allah memberi dunia pada orang yang Allah cintai maupun yang tidak. Sedangkan iman hanya diberikan kepada orang yang Allah cinta.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad)

Allah memberikan dunia kepada mukmin dan kepada kafir. Dan Allah tidak memberikan keimanan kecuali kepada orang-orang yang beriman saja.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengkhususkan orang-orang yang beriman dengan hidayah dan menginginkan untuk orang-orang yang beriman yang terbaik untuk mereka. Allah tidak ingin menjadikan surganya orang yang beriman di dunia, karena kenikmatan dunia tidaklah kekal. Allah ingin jadikan surganya orang-orang yang beriman itu nanti di akhirat kelak. Di sana mereka akan hidup kekal abadi, tak akan ada lagi kesakitan, tidak akan ada kesedihan, tidak pula akan ada kesusahan. Di sana hanya ada kesenangan dan terus kesenangan, tidak akan ada lagi kematian.

Berbeda dengan orang-orang kafir. Allah jadikan surga mereka di dunia ini. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ

“Dunia itu adalah penjara untuk orang yang beriman dan surga bagi orang-orang yang kafir.” (HR. Muslim)

Seorang mukmin dipenjara oleh Allah dengan perintah dan larangan-laranganNya. Banyak sekali larangan-larangan yang Allah larang kepada kita. Allah melarang kita makan riba, Allah larang kita berzina, Allah larang kita dengan banyak sekali larangan-larangan. Orang yang kurang beriman akan berkata: “Mengapa agama ini banyak larangannya?” Tapi orang yang beriman berkata: “Sami’na wa Atha’na” Sesungguhnya itu semua adalah sudah perintah Allah, kami menginginkan yang terbaik dari itu semua, yaitu surga Allah Jalla wa ‘Ala.

Maka orang-orang kafir, mereka tidak mau diatur oleh Allah, mereka lebi senang diatur oleh hawa nafsunya, mereka mengikuti hawa nafsu dan syahwatnya. Oleh karena itu dunia menjadi kesenangan dan surga bagi mereka. Mereka hidup di dunia sebebas-bebasnya bagaikan binatang ternak, mereka hidup di dunia bersenang-senang, berfoya-foya, kemudian mereka berbuat maksiat kepada Allah Jalla wa ‘Ala, dan terkadang Allah berikan kepada mereka kenikmatan agar bertambahlah dosa-dosa mereka sehingga semakin beratlah siksa mereka dalam kehidupan akhirat. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنْ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ

“Apabila kamu melihat Allah terus-menerus memberikan kepada seorang hamba apa yang dia mau dari kehidupan duni sementara ia terus-menerus berbuat maksiat kepada Allah, sesungguhnya ia adalah istidraj (Diulur oleh Allah agar tambah sesat, agar tambah keras siksanya pada hari kiamat).” (HR. Ahmad)

Orang yang beriman, terkadang Allah jadikan dia susah dalam kehidupan dunia ini. Untuk apa? Yaitu agar ia tidak tertipu dengan kehidupan dunia, supaya ia terhindar dari fitnah dunia, supaya ia terhindar dari berbagai macam hal-hal yang bisa merusak keimanannya. Allah berikan kepada dia berbagai macam ujian agar ia selamat di dunia dan agar terpelihara keimanannya. Sehingga kemudian dengan itulah dia pun Allah masukkan ke dalam surgaNya yang luasnya seluas langit dan bumi.

Orang yang beriman lebih memilih sabar di dunia daripada sabar dalam api neraka. Sedangkan orang-orang yang tidak beriman, mereka tidak sabar untuk menaati Rabbnya, mereka tidak sabar dengan ujian-ujian yang Allah berikan di dunia. Sehingga akhirnya mereka lebih memilih sabar dalam api neraka. Sementara mereka sendiri tidak beriman akan adanya api neraka.

Maka saudaraku, bersyukurlah kepada Allah yang sudah memberikan kepada kita nikmat yang sangat besar ini.  Hidayatul Iman, itulah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada orang-orang yang Ia cintai, karena orang-orang yang dicintai itu adalah dikhususkan dan diistimewakan oleh Allah dengan keimanan.

Dizaman yang penuh dengan fitnah ini, fitnah syahwat, fitnah syubhat, ternyata kita masih diberikan oleh Allah kekuatan untuk menaati Allah, kekuatan untuk menjauhi maksiat-maksiat, kekuatan untuk terus menuntut ilmu Allah. Demi Allah, itu adalah merupakan kenikmatan yang besar yang Allah berikan kepada seorang hamba.

Maka saudaraku, ketika kita diberikan oleh Allah kemampuan terus demikian, bersyukurlah kepada Allah. Karena sesungguhnya ternyata kita termasuk orang-orang yang Allah berikan kebaikan. Kewajiban kita terus untuk mempertahankan hidayah ini sampai akhir hayat.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah kedua – Khutbah Jumat Singkat Tentang Iman Tanda Cinta Allah

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Di masa pandemi ini, Allah ingin mengambil sedikit kenikmatan yang pernah Allah berikan dahulu. Dahulu kita banyak berbuat maksiat mungkin, dengan adanya pandemi Allah ingin menggugurkan dosa-dosa kita, juga dengan kita berusaha menghadapi kesulitan demi kesulitan yang kita hadapi.

Adapun orang-orang yang beriman, dia sadar bahwasanya dunia itu sesuatu yang fana, dia tidak akan hidup lama di dunia, ia akan menghadapi kehidupan akhirat nanti, ia pasti akan meninggal dunia. Maka ia tidak jadikan dunia di hatinya. Yang ia jadikan adalah akhirat di hatinya, saudaraku. Sedangkan para pecinta dunia itu menganggap bahwasanya kasih sayang Allah itu dengan kekayaan dan kenikmatan. Allah mengatakan tentang para pecinta dunia itu:

فَأَمَّا الْإِنسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ ﴿١٥﴾ وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ ﴿١٦﴾ كَلَّا…

Adapun manusia, apabila Allah berikan kepada dia kenikmatan dan rezeki, Allah luaskan rezekinya, dia berkata: ‘Allah sayang kepadaku, Allah memuliakan diriku.’ Adapun ketika Allah sempitkan rezekinya, dia berkata: ‘Allah tidak sayang kepadaku, Allah menghinakan diriku.’ Allah mengatakan: ‘Sekali-kali tidak…’” (QS. Al-Fajr[89]: 17)

Bukan itu tanda kasih sayang Allah kepada seorang hamba. Kasih sayang Allah kepada hamba hakikatnya dijadikan dia istiqamah di atas hidayah, dijadikan ia sabar menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan, dijadikan ia mau tunduk dan patuh terhadap perintah, demikian pula menjauhi larangan.

Itulah, saudaraku.. Hakikat seorang hamba yang Allah inginkan kebaikan.

Maka saudaraku, inilah hidayah yang Allah masih memberikan kepada kita. Jangan sia-siakan! Ingat, Allah mampu untuk mencabut kembali hidayah itu dari kita bila kita tidak menjaganya dengan baik, bila kita sia-siakan hidayah itu, kemudian kita malah memilih jalan kebatilan setelah kita mengetahui kebenaran. Nas’alullah as salamah wal ‘afiah.

 

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

  اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات

اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين، اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، اللهم اصلح ولاة أمورنا يا رب العالمين، واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Download mp3 Khutbah Jumat Singkat Tentang Iman Tanda Cinta Allah

Lihat juga: Khutbah Jumat Singkat Tentang Menjaga Amal

Jangan lupa untuk ikut membagikan link downloadKhutbah Jumat Singkat Tentang Iman Tanda Cinta Allah” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49151-khutbah-jumat-singkat-tentang-iman-tanda-cinta-allah/